Jumat, 13 Mei 2016

Kawasan Industri Sebagai Tempat Tinggal

 

Kawasan industri merupakan kawasan yang selain digunakan untuk melakukan aktifitas ekonomi dan industri. Sebagai tempat beraktivitas dan tempat yang memiliki kawasan untuk tinggal, kawasan industri juga harus mampu mensupport kehidupan orang-orang yang ada didalamnya sebagai satu kesatuan. Karena bagaimana juga kualitas produktivitas pekerja akan dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia berada apakah dapat memberikan kenyamanan atau tidak. Salah satu variabel kebahagiaan adalah tersedianya fasilitas publik.

Berbagai teori yang berkaitan dengan sumber daya manusia menyatakan bahwa kebahagiaan akan memberikan dampak yang signifikan kepada perusahaan dan produktivitas itu sendiri. Penelitian dari emirates 247 yang dikutip dari Dream.co.id menyatakan bahwa kebahagiaan akan memberikan dampak kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, berikut merupakan efek dari kebahagiaan untuk para pekerja:
  1. Kebahagiaan Meningkatkan Produktifitas

Hal ini diterapkan di negara besar seperti Swedia dimana perusahaan yang mampu menciptakan kondisi yang tepat sehingga meningkatkan kebahagiaan karyawannya ternyata dapat meningkatkan produktivitas. Jika produktivitas naik sudah pasti hal ini berimbas pada profit yang diterima oleh perusahaan.

  1. Orang bahagia mampu memecahkan masalah
Kebahagiaan yang diperoleh memberikan ketenangan dalam berpikir hal ini akan mempengaruhi keputusa-keputusan yang dibuat saat terjadi masalah. Semakin tenang seseorang dalam berpikir maka semakin mudah dirinya dalam memecahkan masalah dengan baik dan menghadapinya dengan lebih sedikit stress.

  1. Orang yang bahagia mampu mempengaruhi anggota tim
Energi positif akan mengalir akan mengalir dari orang-orang yang bahagia dan akan mempengaruhi anggota tim atau orang-orang yang lain yang diajak berinteraksi.  Pembawaan positif yang ada dapat meningkatkan pengaruh yang diberikan oleh seseorang

  1. Pekerja yang bahagia dapat membuat pelanggan senang
Pekerja yang  bahagia akan membawa energi positif dan akan melayani pelanggan dengan lebih tulus dan senang hati. Pelayanan yang berasal dari hati dan tulus akan memberikan kesenangan pada para pelanggan.

  1. Kebahagiaan melahirkan kreativitas
Orang yang bahagia akan lebih kreatif karena hidupnya lebih tenang dan dapat memikirkan hal-hal lain yang ada disekitarnya. Menurut dosen di Harvard Business School, Teresa Amabile, pegawai memiliki ide baru ketika mereka lebih bahagia. Dengan adanya kreatifitas lingkungan perusahaan akan lebih menyenangkan dan pemecahan masalah akan lebih mudah dilakukan.

  1. Orang yang bahagia lebih sehat
Secara mentalitas orang yang bahagia tentu dapat menghadapi stress atau tekanan dengan lebih baik. Penelitian dr. Edy Mustofa menunjukan bahwa jika seseorang terkena tekanan psikis yang ada akan menurunkan imunitas yang ada sehingga akan mempengaruhi kesehatan yang ada.

Fasilitas publik merupakan salah satu variabel yang dapat dijadikan faktor penentu kebahagiaan masyarakat. Sebagaimana halnya variabel lain, variabel ini digunakan oleh Ridwan Kamil sebagai walikota Bandung untuk menentukan kebahagiaan warganya. Ketersediaan fasilitas publik yang mumpuni diperlukan oleh masyarakat yang tinggal disuatu wilayah sehingga memberikan rasa kebahagiaan. Sehingga dalam proses berinvestasi aspek kebahagiaan karyawan perlu diperhatikan sehingga dampak positif dari perusahaan dapat diperoleh oleh perusahaan secara langsung.
Salah satu variabel kebahagiaan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan adalah memilih tempat investasi yang memiliki fasilitas publik yang lengkap bagi karyawanya. Variabel fasilitas publik telah diakomodir oleh oleh Kawasan Industri Modern Cikande sebuah kawasan yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap bagi orang-orang yang tinggal atau bekerja di kawasan tersebut. Selain fokus pada pemenuhan kebutuhan dan fasilitas penunjang investasi, Kawasan Industri Modern Cikande juga berupaya dengan serius memenuhi kebutuhan orang-orang yang tinggal di kawasan tersebut sehingga kebahagiaan orang-orang didalamnya dapat tercapai.

Penting nya Lahan Industri Modern Cikande Bagi Para Investor

 

Kawasan Industri Modern Cikande telah berdiri sejak tahun 1991 dan sudah memiliki sekitar 200 perusahaan yang menjadi tenant di Kawasan Industri Modern CIkande. Kawasan Industri Modern Cikande berlokasi strategis di Cikande, Serang, Jawa Barat; kira-kira 68 km dari Jakarta, 75 km dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 50 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Modern Cikande Industrial Estate (MIEC) dapat diakses melalui tol Jakarta-Merak kemudian keluar melalui pintu tol Ciujung. Kawasan ini juga dekat dengan Pelabuhan Bojonegara yang menjadi pusat aktifitas perdagangan di provinsi Banten.

Kawasan Industri Modern Cikande saat ini dipercaya oleh beberapa negara-negara di terutama perusahaan-perusahaan asia. Beberapa negara yang menaruh investasi di Kawasan Industri Modern Cikande adalah perusahaan-perusahaan dari negara Korea, Japan, Taiwan, China, Malaysia, United States of America (USA), Singapore dan Thailand.

Pada tahun 2015 jumlah tenant yang berinvestasi di Kawasan Industri Modern Cikande sebanyak 222 tenant. Dengan komposisi Indonesia sebesar 62%, Korea 9%, Jepang 6%, Taiwan 6 %, USA 2%, Singapore 2%, dan lainnya 6%. Dominasi investasi Cikande untuk tahun 2015 masih dipegang oleh para investor Indonesia. Beberapa perusahaan internasional seperti Cargill dan Charoe Pokphand. Perusahaan IT seperti foxconn pun ikut berinvestasi di Cikande.


NegaraLuas Tanah
Indonesia262 ha
Thailand220 ha
China57 ha
Japan39 ha
Taiwan33 ha
USA28 ha
Singapore24 ha
Korea20 ha
Malaysia15 ha
Others19 ha  
Tabel Negara yang berinvestasi di Kawasan Industri Modern Cikande


Kawasan Industri Modern Cikande memiliki lahan yang sangat luas untuk menampung perusahaa-perusahaan berukuran besar atau gudang-gudang yang dapat dijadikan bagian dari rantai pasokan, luas dari kawasan ini sekitar 3.175 ha. Saat ini, penggunaan lahan di Cikande didominasi oleh perusahaan-perusahaan Indonesia dan perusahaan dari Thailand yang ingin melebarkan bisnisnya di Indonesia.

Perusahaan asal China menggunakan 57 ha, perusahaan-perusahaan dari Japan 39 ha, perusahaan-perusahaan dari Taiwan 33 ha, perusahaan-perusahaan dari USA 28 ha, perusahaan-perusahaan dari Singapore 24 ha, perusahaan-perusahaan dari Korea 20 ha, perusahaan-perusahaan dari 15 ha dan perusahaan-perusahaan lainnya 19 ha

Kedepannya PT Modern Realty Tbk sebagai pengembang Kawasan Industri Modern Cikande akan terus mengupayakan yang terbaik sehingga selalu dapat memberikan kepuasan kepada para tenant dan calon investor. Saat ini Kawasan Industri Modern Cikande sedang melaksanakan pembangunan  tahap dua yang melibatkan

Supply Energi Besar Pada Sektor Industri Terbesar


 

Berdasarkan informasi dari Kementerian Perindustrian Indonesia (Kemenperin) pemerintah saat ini sedang melaksanakan Master Plan Percepatan dan Perluasaan Pembangunan Indonesia (MP3EI) agar pembangunan dilakukam secara merata di seluruh Indonesia. MP3EI mencakupi berbagai aspek ekonomi, diantaranya adalah perindustrian.  Agar rencana ini dapat terlaksana dengan baik maka ketersediaan energi harus stabil dan mencukupi.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Kemenperin pada Facts & Figures Industry 2015 kebutuhan energi listrik di 2015 akan mencapai 76.187 GWh, energy Gas sebesar 505.141 Milyar MBTu dan kebutuhan energi batu bara sebesar 35.238 ribu ton. Kondisi ini diduga akan terus meningkat per tahunnya sehingga pemerintah harus siap untuk menyediakan infrastruktur energi yang baru.

 

Secara umum berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam outlook energy 2015, dinyatakan bahwa pada tahun 2013 konsumsi energi terbesar berasal dari sektor industri sebesar (37,1%) diikuti oleh sektor rumah tangga (29,43%), transportasi (28,10%), komersial (3,24%), dan lainnya  (2,04%). Pertumbuhan konsumsi energi dari sektor industri dalam kurun waktu 2000 – 2013 sebesar 3,35%.

Secara mikro, bagi pelaku industri ketidaktersediaan atau ketidakstabilan dari supply energy akan mempengaruhi proses produksi yang dilakukan di sebuah industri. Pelaku industri besar dapat menderita kerugian hingga milyaran bahkan triliunan rupiah dari gagal produksi. Hal ini membuat pasokan energi stabil menjadi hal yang penting bagi para pelaku industri di Indonesia.

Salah satu jalan keluar untuk memperoleh ketersediaan energi yang stabil adalah memilih kawasan yang mampu menyuplai energi dalam jumlah besar. Salah satu kawasan industri yang mampu menyuplai dan mendapatkan jaminan energi listrik dari Perusahaan Listrik Negara adalah Kawasan Industri Modern Cikande. Kawasan Industri Modern Cikande terletak di Cikande, Banten merupakan salah satu kawasan yang memiliki supply energy hingga lebih dari 300 MWA dan saat ini Kawasan Industri Modern Cikande memiliki sekitar 242 tenant yang tersuplai ketersediaan energinya dengan baik.

Jenis Investasi Industri Ternama di Modern Cikande

Berbagai macam investor dari berbagai negara sudah berinvestasi di Kawasan Industri Modern Cikande. Saat ini perusahaan-perusahaan dari negara maju seperti Korea, Japan, Taiwan, China, Malaysia, United States of America (USA) dan Singapore sudah berinvestasi di Kawasan Industri Modern Cikande.

Perusahaan ternama dari USA seperti Cargill pun memiliki pabrik di Kawasan Industri Modern Cikande.
Kawasan Industri Modern Cikande mampu menampung berbagai macam jenis bidang usaha karena fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Kawasan Industri terbesar di Banten ini sudah lengkap dan mampu menampung berbagai jenis industri.

Perusahaan-perusahaan yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande memiliki bidang usaha di Chemical, Steel, Metal Products & Smelter, Home & Building Materials, Food Processing, Plastic, Rubber-Based Products, Printing & Packaging, Other, Fashion Products & Related Components, Pharmaceutical & Medical Related Products, Electronics, Home Appliances & Related Products, Transportation Vehicle & Related Services, Warehouse & Logistics, Animal Feed.

Per 2015, perusahaan yang ada di Kawasan Industri Modern Cikande berjumlah 222 perusahaan yang memiliki aneka raga jenis usaha. Perusahaan yang mendominasi adalah perusahaan chemical dengan persentase 19%, diikuti oleh perusahaan yang begerak dibidang steel, metal product & smelter yang memiliki persentase 16%, perusahaan di bidang home & building materials memiliki persentase 10%.

Perusahaan-perusahaan di bidang Food Processing, Plastic, Rubber-Based Products, Printing & Packaging dan lainnya memiliki persentase sebesar 9%. Untuk perusahaan di bidang Fashion Products & Related Components memiliki persentase 7% dari total perusahaan di Kawasan Industri Modern Cikande, Sejumlah perusahaan Pharmaceutical & Medical Related Products memiliki persentase sebesar 6%. Terdapat juga perusahaan yang bergerak di bidang Electronics, Home Appliances & Related Products, Transportation Vehicle & Related Services, Warehouse & Logistics dengan pesentase masing-masing 5%. Untuk persentase yang terkecil adalah perusahaan di bidang Animal Feed dengan pesentase sebesar 1%.


Berdasarkan data dari Kawasan Industri Modern Cikande untuk luas dan cakupan lahan yang diinvestasikan oleh per bidang usaha berbeda-beda untuk bidang yang terluas justru berasal dari Food Processing dengan luas 282 ha dan diikuti oleh steel, metal product & smelter dengan luas 103 ha. Banyaknya perusahaan yang berinvestasi dan terus mengembangkan perusahaannya mengakibatkan area 2 dari pengembangan Kawasan Industri Modern pada tahun 2015 dimulai untuk terus memenuhi kapasitas dari pengembangan lahan yang akan dilakukan investor maupun calon investor.


Bagi Para Investor Indonesia Tempat Terbaik Untuk Investasi

 

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber pada tahun 2013, Indonesia memperoleh predikat sebagai tempat terbaik untuk investasi ke 4 di seluruh dunia berdasarkan riset lembaga konsultan internasional, A.T Kerney dan PBB melalui United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Di tahun 2015, Para investor yang menghadiri World Economic Forum on East Asia (WEF EA) menilai Indonesia sebagai tempat terbaik melakukan investasi.

"Mereka cukup optimistis bahwa Indonesia merupakan tempat untuk melakukan investasi paling baik sekarang ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di sela perhelatan WEF EA di Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Tidak hanya para investor dari swasta saja yang ingin berinvestasi. Saat ini, beberapa negara sudah menjalani kesepakatan bersama dengan pemerintahan Indonesia. China sudah siap untuk mengeluarkan modal US$100 miliar untuk mendanai proyek infrastruktur Indonesia dengan komitmen investasi setara dengan Rp.1.361,55 triliun, dengan asumsi kurs per 11/08/2015 sebesar Rp.13.615,5 per US$.

Nota kesepahaman kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) proyek ini telah ditandangani bersamaan dengan lawatan Presiden Jokowi saat Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) di Beijing pada November tahun lalu. Hal ini membuktikan keseriusan China dalam menjalin kerja sama dan investasi dengan Indonesia.


Perusahaan-perusahaan dari China juga telah menganggap Indonesia sebagai tempat investasi yang menarik. Hal ini terlihat dari 10 perusahaan asal China beroperasi di kawasan industri terbesar di Banten, Kawasan Industri Modern Cikande. Perusahaan-perusahaan asal China ini menggunakan lahan di Kawasan Industri Modern Cikande sebesar 57 ha.

Berdasarkan pantauan Detik.com Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal, Azhar Lubis menyebutkan, faktor testimoni atau informasi kesuksesan berinvestasi yang menyebar dari mulut ke mulut antar investor China, jadi alasan minat investasi dari negeri Tirai Bambu ini melonjak tajam.
"Semakin ke sini semakin banyak success story, bahwa ternyata Indonesia nggak susah. Awal investor datangkan how to do business, akhirnya ke sini-sini sudah tahu bebaskan lahan, sudah tahu layanan izin 3 jam, urus IMB, sudah tahu ada BKPM," ungkap Azhar, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Sepanjang Januari nilai komitmen investasi China sebesar US$ 1,81 miliar atau menyumbang 23% dari total minat investasi yang masuk, dengan pertumbuhan 1.564% dibanding Januari tahun lalu. Sementara Singapura di posisi pertama menyatakan minat investasi US$ 7,5 miliar atau tumbuh 413%.

Kawasan Industri pun menjadi salah satu yang memperoleh nilai investasi tersebut. Terdapat Kawasan Industri yang cukup didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang berasal dari China pada tahun 2015, kawasan industri tersebut adalah Kawasan Industri Modern Cikande, dimana perusahaan yang berasal dari China menempati urutan ke 4 dengan jumlah 12 perusahaan dari total 220 perusahaan yang berasal dari berbagai belahan dunia yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande. Kawasan Industri besar seperti kawasan industri modern cikande akan terus berupaya memfasilitasi perusahaan-perusahaan yang berasal dari berbagai belahan dunia.



Investasi Asing dan Kawasan Industri di Indonesia tahun 2016

Indonesia dalam pemerintahan Jokowi mendorong untuk mempermudah proses investasi di Indonesia pada Februari 2016 lalu, dikutip dari Detik.com, Presiden Jokowi menyampaikan keynote speech di dalam acara US-ASEAN Business Council (US-ABC) yang menjadi bagian dari rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Amerika Serikat (AS).

Pada kesempatan itu Jokowi sempat menjelaskan, bahwa kini berinvestasi di Indonesia sudah lebih mudah. Sudah hampir tidak ada lagi izin yang panjang dan birokrasi yang berbelit-belit. Di antaranya adalah penyederhanaan serta pembenahan perizinan, peraturan yang tumpang tindih, termasuk deregulasi Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam pidatonya Jokowi menjelaskannya, "Saat ini, kita harus memberlakukan kebijakan yang sama di emerging markets, yakni membebaskan bisnis dan industri dari undang-undang dan peraturan yang berlebihan.”

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh A.T Kerney dan Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Conference on Trade Development (UNCTAD). Indonesia berada di urutan ke empat. 5 besar negara yang termasuk dalam daftar adalah sebagai berikut:
  1. China
  2. Amerika Serikat
  3. India
  4. Indonesia
  5. Brasil
  6. Jerman
  7. Mexico
  8. Thailand
  9. Inggris Jepang
Dikutip dari koran sindo.com, 3 Tahun Terakhir Salah satu indikator untuk mengukur kemudahan berinvestasi di suatu negara adalah kemudahan berbisnis. Terkait hal ini Bank Dunia (World Bank) mengeluarkan laporan bertajuk Doing Business 2016. Indonesia hanya mampu merangsek ke posisi 109 dari sebelumnya di peringkat ke-114 pada 2015.

Data-data terkait yang membuat Investasi Asing di Indonesia menjadi yang tertinggi di ASEAN di tahun 2015:
  1. Menurut laporan World Investment Report 2015 UNCTAD, Indonesia mengalami kenaikan penanaman modal asing sebesar 20% ke angka USD22,6 miliar dari USD18,8 miliar dibanding tahun sebelumnya.
  2. Pertumbuhan investasi asing di Indonesia ini merupakan tertinggi kedua di Asia Timur, sedangkan dari sisi nilai PMA merupakan terbesar keempat.
  3. Di Asia Tenggara, pertumbuhan PMA Indonesia sebesar 20% dan tertinggi di antara negara lainnya.
  4. Pertumbuhan PMA Singapura hanya mencapai 4,2% meskipun jumlah PMA-nya sebesar USD67,5 miliar, atau tiga kali lipat lebih besar dari Indonesia.
  5. Thailand mengalami penurunan pertumbuhan investasi sebesar 10,3%.
  6. Vietnam hanya berhasil membukukan investasi asing senilai 3% akibat kebijakan peningkatan upah minimum.
Bersamaan dengan iklim investasi di Indonesia yang diperkiraan akan membaik maka pengarahan pembangunan infrastruktur peridustrian kepada Kawasan Industri menjadi fokus. Investasi yang ada di Indonesia diyakini oleh pemerintah Republik Indonesia harus dilengkapi oleh infrastruktur dan prasarana yang mumpuni agar kegiatan ekonomi, industri dan investasi bisa berjalan dengan lancar.

Selain membangun kawasan industri untuk memperluas ke timur Indonesia, Kawasan Industri yang telah ada seperti Kawasan Industri Modern Cikande yang merupakan salah satu Kawasan Industri yang masuk dalam daftar Kawasan Industri yang menjadi rekomendasi Kementrian Perindustrian Republik Indonesia selain Kawasan Industri lainnya seperti Kawasan Industri Pulo Gadung dan Kawasan Industri Jababeka Bekasi mendapatkan perhatian pula dari pemerintah.

Besi Baja Prioritas Industri Tahun 2016 di Modern Cikande


Berdasarkan artikel dari Liputan6, November 2015, Pembangunan infrastruktur, konstruksi yang terus tumbuh, dan industri termasuk galangan kapal dan otomotif membutuhkan bahan baku baja. Kebutuhan baja kasar (crude steel) tercatat terus menanjak, dari 7,4 juta ton pada 2009 menjadi 12,7 Juta ton pada 2014.  guna memenuhi permintaan baja domestik dan menghindari ketergantungan yang tinggi terhadap baja impor, maka masih diperlukan banyak investasi di sektor baja.

"Hal ini diperlukan juga untuk dapat memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang diperkirakan sekitar Rp 5.000 triliun sampai dengan 2019 dan membutuhkan baja sekitar 17,5 Juta ton per tahun," ujar dia di Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Industri besi dan baja juga menjadi salah satu industri prioritas lantaran merupakan bahan baku dasar bagi industri lainnya antara lain industri galangan kapal, industri di sektor migas, alat berat, otomotif, dan eletronika. Selain itu, industri besi dan baja adalah salah satu pendukung utama dalam rangka pembangunan infrastruktur di Indonesia antara lain jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan beberapa fasilitas lainnya.

Dukungan dari pemerintah terhadap perkembangan industri baja pun dilakukan dengan membentuk kebijakan SNI Wajib untuk Produk besi baja, tata niaga impor besi atau baja, Program Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan inisiasi tindakan perdagangan (trade remedies).

"Dalam rangka pengembangan industri besi baja nasional pemerintah telah memberi fasilitas bagi investasi baru maupun perluasan industri berupa pemberian tax holiday dan tax allowance," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Perkembangan industri baja pun pada beberapa kawasan industri terlihat cukup mendominasi karena kebutuhannya seperti yang ada pada Kawasan Industri Modern Cikande. Perusahaan baja yang berlokasi pada kawasan industri ini pada tahun 2015 mencapai 36 perusahaan dengan total penggunaan lahan 106 ha.

Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan kepada Bisnis.com, November 2015, menyampaikan kondisi industri baja nasional menunjukkan perkembangan positif dari tahun ke tahun. Tercatat 352 perusahaan industri baja nasional yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi mampu menyerap 200.000 tenaga kerja dengan kapasitas produksi mencapai 14 juta ton per tahun. Pemerintah berharap pada tahun 2016 industri baja akan meningkat seiring dengan peningkatan industri, infrastruktur berdasarkan program-program pemerintah.

Fasilitas Lengkap Bagi Para Investor Modern Cikande

Sebuah wilayah yang didalamnya terdapat aktifitas terutama kegiatan ekonomi harus memiliki fasilitas-fasilitas pendukung yang lengkap. Fasilitas tersebut tidak hanya harus mendukung kebutuhan yang dimiliki untuk mensupport kegiatan bisnis saja tetapi juga harus mampu mensupport orang-orang yang berada didalamnya untuk tetap hidup layak sehingga memiliki kualitas hidup yang baik.
Pengelolaan serius terhadap fasilitas pendukung yang baik harus dikelola oleh pengembang yang bersangkutan dan memiliki pengalaman serta reputasi yang baik. Jika fasilitas dikelola dengan baik kenyamanan dan kebahagiaan orang-orang yang menetap di daerah tersebut akan terjaga. Salah satu kawasan industri yang tidak melupakan petingnya keberadaan fasilitas pendukung adalah Kawasan Industri Modern Cikande.
Kawasan Industri Modern Cikande memiliki total luas 2.175 Ha dan saat ini sedang membangun zona industri lainnya seluas 1.000 Ha. Kawasan ini memiliki fasilitas tinggal untuk para pekerja sudah memiliki 5.000 unit rumah untuk para pekerja dengan jarak menuju kawasan industri sejauh 4.5km. Disamping itu, sudah memiliki fasilitas pendukung lainnya seperti:
  1. Pemadam Kebakaran
Merupakan fasilitas yang sangat penting dalam sebuah kawasan industri untuk memberikan rasa aman dari ancaman bahaya kebakaran.

  1. Kantor Pos
Memberikan kemudahan bagi para penghuni kawasan industri dalam penggunaan layanan surat-menyurat.

  1. Poliklinik 24 Jam
Fasilitas kesehatan di kawasan industri ini beroperasi 24 jam sehingga bisa memberikan layanan yang cepat tanggap jika ada karyawan atau pemilik pabrik yang membutuhkan layanan kesehatan.

  1. Telepon Umum
Fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh para karyawan pabrik di lingkungan kawasan industri untuk berkomunikasi..
  1. Kantor Polisi
Lingkungan yang aman merupakan salah satu faktor dalam memilih sebuah kawasan industri. Oleh sebab itu, kawasan industri Modern Cikande telah dilengkapi dengan fasilitas kantor polisi sehingga mengurangi risiko tindak kejahatan.

Dengan tersediannya fasilitas pendukung bagi para pekerja yang bekerja di kawasan industri hal ini akan meningkatkan kebahagiaan para pekerja. Komentar positif terkait Kawasan Industri Cikande diutarakan oleh Cargill Indonesia terkait fasilitas pendukung “Kebutuhan para karyawan juga terlengkapi dengan adanya area bagi pejalan kaki, rumah makan, minimarket, bank dan poliklinik 24 jam. Modern Cikande benar-benar merupakan kawasan industri yang ideal bagi pertumbuhan bisnis kami”. Kawasan Industri Cikande dapat solusi bagi perusahaan yang ini berkembang dan bertumbuh bersama para pekerjanya.

Kamis, 12 Mei 2016

Potensi Ekonomi Kelas Menengah Indonesia Bagi Para Investor


Berdasarkan data yang diperoleh dari id.wikipedia.org secara geografis Indonesia memiliki 13.466 pulau. Dengan populasi lebih dari 258 juta jiwa pada tahun 2016 dan menjadi negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Penduduk kelas menengah di Indonesia di Indonesia pun meningkat, pada tahun 2013 berdasarkan data yang dihimpun oleh kontan.co.id berdasarkan data yang ada 55% penduduk Indonesia merupakan kelas menengah yang mengeluarkan belanja antara US$2 hingga US$ 20 per hari.

Kelas menengah adalah istilah,yaitu kelas sosial ekonomi antara kelas pekerja dan kelas atas. Biasanya di dalam kelas menengah termasuk para profesional, pekerja terampil, dan manajemen bawah dan menengah.

Menghitung rentang pendapatan kelas menengah adalah hal yang sangat penting, karena pertumbuhan kelas menengah melambangkan kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi. Kisaran pendapatan kelas menengah bervariasi dari satu ke tempat lain. Oleh karena itu faktor yang menentukan rentang pendapatan dari tempat tertentu harus dipertimbangkan.

Jika berdasar pada studi Bank Dunia kalangan kelas menengah ini terbagi dalam empat kelas. Pertama kelas menengah dengan pendapatan US$2-US$4 atau Rp2,6-5,2 juta per bulan (38,5 persen).

 Kedua, kelas menengah dengan pendapatan US$4-6 atau  Rp5,2 -7,8 juta perkapita perbulan (11,7 persen). Ketiga kelas menengah dengan pendapatan US$6-US$10 atau Rp7,8-13 juta perbulan  (5 persen) serta golongan menengah berpendapatan US$10-US$20 atau Rp13-26 juta perbulan (1,3 persen).

Berdasarkan survey McKinsey 45 juta orang Indonesia pada kontan.co.id berada di kelompok menengah. Berdasarkan Wakil Menteri Keuangan kala itu Mahendra Siregar, keunggulan yang perlu diperhatikan dari jumlah ini adalah Indonesia masih memiliki demografic dividend yang produktif lebih tinggi hingga 2040 mendatang.

Ini berbeda dengan dengan negara yang disebut engine society yang penduduk usia 65 tahun keatas telah mencapai 15% bahkan 20% seperti China dan AS. Jika kedepannya Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan ekonominya di angka 5% hingga 7%  per tahun maka diperkirakan jumlah kelas menengah bisa mencapai 95 juta hingga 125 juta orang.

Peningkatan kelas menengah ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan perusahaan produk produk yang diminati oleh kalangan menengah di Indonesia. Beberapa inovasi menjadi perhatian para kalangan menengah ini karena berdasarkan data yang diperoleh oleh Litbang Kompas didapatkan bahwa kelas menengah ini cepat bosan dan membutuhkan inovasi yang terus menerus dari sebuah produk dan jasa. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada inovasi untuk berinvestasi di Indonesia.

Dengan peningkatan kelas menengah yang ada akan mempengaruhi kebutuhan konsumsi yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga perusahaan memerlukan tempat yang strategis yang mendukung lancarnya proses produksi. Indonesia sendiri sudah memiliki kawasan industri yang mampu mendukung perusahaan-perusahaan yang ingin memproduksi produk-produk yang inovatifnya di Indonesia. Kawasan Industri yang dimaksud adalah Kawasan Industri Modern Cikande, sebuah kawasan yang mampu mensupport produksi dan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Kawasan Industri Cikande merupakan kawasan industri strategis yang berlokasi di provinsi Banten.

Pertumbuhan Positif Industri Elektronik 2016



Berdasarkan wawancara yang diperoleh jurnalasia.com Kementerian Perindustrian menyatakan tren pertumbuhan industri elektronika dalam negeri masih positif, meskipun kondisinya lesu. “Di dalam dan luar negeri terjadi penurunan permintaan alat-alat elektronika. Namun secara nilai, pertumbuhannya di Indonesia masih positif,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar di Jakarta.

Menurut data Kemenperin, industri elektronika dan telematika tumbuh rata-rata 2,5 persen sejak 2012 hingga 2015. Sementara nilai investasi industri elektronika dan telematika mencapai 6,6 miliar dollar AS pada 2015, di mana angka tersebut naik dibanding 2014 yang mencapai 5,9 miliar dollar AS.

Peningkatan tersebut berasal dari kontribusi besar produk elektronika konsumsi sebesar 2,4 miliar dollar AS, disusul produk telematika sebesar 5,5 juta dollar AS dan produk komponen sebesar 3,6 miliar dollar AS.

Di sisi lain, tenaga kerja di sektor ini juga bertambah sebanyak 499 orang pada 2015 atau naik dibandingkan tahun se­belumnya yang angkanya 488 orang. Dengan kondisi de­mikian, Haris optimistis inves­tasi maupun per­tumbuhan industri elektro_nika di dalam negeri akan terus tumbuh.

Disisi lain bisnis.com menangkap bahwa ada pertumbuhan di bidang indutri elektronika di Indonesia. Dinyatakan, nilai investasi pada industri elektronika dan telematika dinyatakan tumbuh hingga US$6,6 miliar pada 2015 naik dari US$5,9 miliar pada tahun sebelumnya. Ekspor elektronik masih cukup tinggi di angka US$ 9 miliar pada 2012-2015, bahkan pada 2012 mencapai US$ 11 miliar. Hal ini mengartikan Indonesia masih menarik untuk menjadi basis produksi industri elektronik.

Trennya tidak cukup gemilang tapi masih tumbuh 2,5%. Dari sisi investasi yang dibagi tiga kategori menjadi elektronika, telematika, dan komponen dari 2012-2015 masih tumbuh sekitar 25, kata Zakiyudin, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian dalam jumpa pers pada Jumat (5/2/2016).

Ke depannya, dengan sifat industri elektronik yang cepat berubah mengikuti perkembangan teknologi, Kemenperin mendorong perusahaan multinasional untuk memperkuat pengembangan penelitian dan pengembangan (R&D) di Indonesia.

Disamping itu, untuk meningkatkan kinerja industri pemerintah pun secara holistik terus mengupayakan beberapa kebijakan yang diperuntukan untuk mensupport kebutuhan investor atau pelaku industri. Langkah nyata yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur seperti kawasan industri pun dilakukan, hal ini diupayakan pemerintah agar tercipta iklim yang dapat mendukung tumbuhnya kegiatan industri di Indonesia.

Goalnya adalah Indonesia memiliki kawasan industri yang tidak terpusat hanya di pulau jawa saja. Beberapa kawasan industri besar seperti Kawasan Industri Modern Cikande pun mendapatkan perhatian dari pemerintah dan memperoleh pembangunan infrastruktur yang berupa pembangunan akses dan perbaikan jalan menuju kawasan industri ini.

Senin, 02 Mei 2016

Dampak Paket Kebijakan Ekonomi Indonesia

Pemerintah Jokowi memiliki beberapa paket kebijakan ekonomi yang  bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan iklim investasi yang ada di Indonesia. Paket kebijakan ekonomi ini secara langsung sudah memberikan dampak yaitu terjadi kerja sama perdagangan dan investasi antara pengusaha Eropa terutama  Inggris dengan pengusaha Indonesia senilai 10 miliar dolar AS atau setara dengan Rp130 triliun.

Seperti yang dilansir oleh antaranews.com "Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan 11 Paket Kebijakan Ekonomi yang bertujuan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih menarik bagi investasi asing," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong pada Siaran Pers Jumat, 22 April 2016.
Siaran Pers tersebut berlangsung saat Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Uni Eropa untuk melakukan pertemuan-pertemuan bilateral. Pada salah satu pertemuan di Indonesia-UK Business Forum lebih dari 300 pengusaha hadir, diantaranya perwakilan perusahaan besar Inggris, seperti Jardin Matheson, British Petroleum, HSBC, dan Glaxo Smith Kline.

Pertemuan tersebut dimanfaatkan Thomas untuk menjelaskan prinsip Pemerintah Indonesia di bidang ekonomi, dan menjelaskan bahwa pola hubungan perdagangan internasional tidak lagi mengandalkan perang tarif dan standardisasi.

Walaupun begitu tetap ada kritik dari beberapa pengamat terkait paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Jokowi. Salah satunya adalah kritik terkait kebijakan bea masuk anti-dumping untuk mengendalikan impor, Direktur Institute Development of Economics dan Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan kepada Kompas.com, "Anti-dumping itu sulit karena lama pembuktiannya. Kalau menengah tujuannya mengendalikan impor, justru yang harus dituju adalah penguatan industri substitusi impor,".

Meski mengkritik langkah kebijakan pemerintah, Enny masih melihat adanya satu langkah yang tepat yaitu pemberian tax allowance untuk perusahaan yang menginvestasi dividen di Indonesia, perusahaan yang ciptakan lapangan kerja, perusahaan yang berorientasi ekspor.

Kedepannya pemerintahan Jokowi akan mengeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi yang tentu saja bertujuan untuk memberikan dampak pada roda perekonomian Indonesia dan secara mikro akan mempermudah para investor untuk beroperasi di Indonesia atau berinvestasi di Indonesia.

Secara mikro fasilitas infrastruktur perekonomian seperti kawasan industri yang telah ada seperti Kawasan Industri Modern Cikande sebagai salah satu kawasan terbesar di Banten, Indonesia dipersiapkan untuk mampu menampung dan memfasilitasi tenant-tenant baru untuk beroperasi di Indonesia.

Iklim Investasi Indonesia di tahun 2016

Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan recana-rencaan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pemerintah tentu saja diperlukan investor untuk menanamkan modal dan melakukan pembiayaan pada proyek-proyek yang akan dilakukan. Oleh karena itu pemerintah memiliki tujuan untuk memperbaiki iklim investasi yang ada di Indonesia agar investor asing bisa tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Indonesia dikenal dengan sumber daya melimpah sudah banyak perusahaan luar negeri menanamkan modalnya di Indonesia seperti pernyataan Moazzam Malik Duta Besar Inggris  dalam Forum Dialog Penyederhanaan Perizinan Usaha, (17/3/2016) seperti yang dituliskan oleh metroTVnews.com, Moazzam menyatakan bahwa "Ada banyak perusahaan Inggris yang terkenal seperti dibidang migas,
 financial services, juga dimanufacturing retail. Jadi perusahaan-perusahaan Inggris pasti siap untuk berinvesatsi ke Indonesia karena mereka tahu Indonesia sangat penting untuk masa depan perekonomian dunia, karena besar potensi dikawasan ini,"

hal ini bisa memberikan sinyal bagi pemerintah memang perlu iklim investasi yang baik untuk mendukung masuknya investor dikarenakan Indonesia sendiri memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

Untuk tahun 2016, iklim investasi Indonesia sudah dinilai baik oleh beberapa pihak salah satunya adalah pernyataan dari Presiden Direktur CIMB Niaga, yang diliput oleh wartaekonomi.co.id menyatakan bahwa "Dengan berbagai paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah, kami optimis Indonesia memiliki iklim investasi yang ramah bagi pelaku industri," dalam acara CIMB Niaga Economic Forum mengambil tema 2016: The Year of Investment.

Seperti yang dilansir liputan6.com pada liputannya kepada Sofyan Djalil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, salah satu paket kebijakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  1. Tax allowance, untuk perusahaan yang mampu melakukan reinvestasi dengan hasil dividen. Perusahaan yang mampu ciptakan lapangan kerja dan perusahaan yang berorientasi  dan perusahaan yang investasi di research and development.
  2. Kebijakan tentang Bea masuk anti dumping sementara dan bea masuk tindak pengamanan sementara thd produk impor yang unfair trade. Poin ini dalam rangka melindungi industri dalam negeri.
  3. Pemerintah memberikan bebas visa kunjungan singkat kepada wisatawan. Pemerintah putuskan bebas visa kepada 30 negara baru. Setelah Perpres jalan yang diperkirakan bulan depan, akan menjadi 45 negara ke RI untuk turis tanpa visa.
  4. Kewajiban penggunaan biofuel sampai 15 persen dengan tujuan mengurangi impor solar cukup besar.
  5. Penerapan LC (Letter of Credit) untuk produk SDA, seperti produk tambang, batubara, migas dan CPO.
  6. Restrukturisasi perusahaan reasuransi domestik. Pemerintah sudah mulai dengan perkenalan reasuransi BUMN. Jadi dari 2 perusahaan, menjadi 1 perusahaan nasional.
Paket Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi akan berlangsung secara bertahap berdasarkan dari permasalahan yang akan ditemui baik yang sudah terjadi dan menyesuaikan dengan Rencana Jangka Panjang Menengah.

Kebijakan ini tentu saja diharapkan akan memberikan dampak positif pada iklim investasi di Indonesia. Kedepannya iklim investasi yang bagus ini memberikan banyak peluang bagi berbagai kawasan industri yang akan dibangun oleh pemerintah maupun yang telah ada seperti Kawasan Industri Modern Cikande salah satu kawasan industri terbesar di Banten untuk memperoleh tenant-tenant baru dari para investor.

Secara makro tentu saja hal ini akan menambah laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Fokus Pembangunan Infrastruktur Serang


Fokus pembangunan infrastruktur pemerintah di periode masa pemerintahan Jokowi dieksekusi hingga tingkatan kabupaten. Salah satu kabupaten yang harus membangun adalah kabupaten Serang. Kabupaten Serang terletak di provinsi Banten. Seperti yang dikutip dalam halaman resmi pemerintahan Kabupaten Serang, Kabupaten Serang terletak di ujung Pulau Jawa bagian barat, adalah salah satu Kabupaten dari 4 Kabupaten dan 3 Kota di wilayah Provinsi Banten yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang, Kota Tangsel.

Serang saat ini mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk menjadi bagian dari percepatan infrastruktur.K abupaten Serang pada tahun 2014 melalui Dinas Pekerjaan Umum menganggarkan dana Rp. 135 Miliar untuk pembangunan jalan dan jembatan pada APBD murni 2014. Nilai anggaran  untuk pembangunan infrastruktur tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dari anggaran tahun sebelumnya.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Hatib Nawawi menjelaskan bahwa alokasi anggaran sebesar Rp. 135 Miliar tersebut terbagi untuk pembangunan jalan Rp. 77 Miliar dan Jembatan Rp. 58 Miliar.
Hatib menjelaskan, anggaran Rp. 77 Miliar akan digunakan untuk pembangunan 60 paket ruas jalan, yakni ruas jalan Kabupaten Serang sebanyak 28 paket dengan nilai Rp. 48,5 Miliar dan ruas jalan desa sebanyak 32 paket dengan nilai Rp. 14,5 Miliar. Sedangkan pembangunan jembatan dialokasikan Rp. 58 Miliar untuk 8 paket.

Menurut Hatib, alokasi anggaran pembangunan jalan dan jembatan tahun ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya Rp. 66,1 Miliar untuk membiayai 96 paket pembangunan jalan dan jembatan. Terdiri dari jalan Kabupaten 22 paket senilai Rp. 41,57 Miliar, jalan desa 58 paket senilai Rp. 27,13 Miliar dan jembatan 16 paket senilai Rp. 7,39 Miliar.
Meskipun dari segi nilai anggaran lebih besar, lanjut Hatib dari jumlah paketnya lebih sedikit. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas jalan, sebab jalan yang akan dibangun berkonstruksi beton (rabat beton) yang biayanya lebih mahal dari jalan biasa.

Pembangunan infrastruktur di Serang tentu saja akan mempengaruhi salah satu kawasan industri yang berada di kabupaten serang yaitu Kawasan Industri Modern Cikande. Tentu saja, kawasan industri ini akan memperoleh dampak ekonomi yang besar karena tertolong pembangunan infrastruktur yang berlangsung. Kawasan Industri Cikande akan bertambah nilai strategisnya akibat pembangun infrastruktur yang berlangsung di kabupaten Cikande

Rabu, 27 April 2016

Fokus Pembangunan Pemerintah Kota Cilegon


Cilegon sebagai salah satu wilayah yang menjadi tempat berinvestasi dan difokuskan oleh pemerintah sebagai salah satu tempat berkembangnya kawasan industri. Cilegon saat ini sudah memiliki banyak kawasan industri karena memiliki tempat yang starategis. Keunggulan dari Cilegon harus didukung oleh pemerintah pusat maupun daerah agar dapat bertumbuh menjadi wilayah yang lebih baik.

Pemerintah daerah Cilegon  dalam  banten raya mengatakan bahwa anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon tahun 2017 difokuskan untuk pembangunan infrastruktur.

Adapula proyek yang menjadi fokus Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon diantaranya pembangunan Jalan Lingkar Utara (JLU), penataan jalan dalam kota dan beberapa pembangunan fisik lainnya.
Walikota Cilegon Tb Iman Aryadi mengatakan, APBD tahun 2017 akan dititikberatkan pada pembangunan infrastruktur.

Pembangunan JLU Cilegon merupakan salah satu solusi dan pencegahan masalah kemacetan yang semakin parah. Selain sebagai solusi kemacetan, JLU diharapkan akan mendorong produktifitas perekonomian masyarakat serta industri. "Pembangunan JLU harus segera direalisasikan karena banyak manfaat nantinya," kata Iman saat melakukan konferensi pers di Hotel Grand Mangkuputra, (Selasa (29/3).

Selain pembangunan JLU, lanjutnya, perbaikan jalan protokol juga menjadi salah satu program yang akan menyedot APBD 2017. Jalan protokol yang akan diperbaiki antara lain Jalan Raya Ciwandan, Jalan Raya Merak, serta jalan protokol di dalam kota yang sudah rusak. "Mengapa pembangunan infrastruktur menjadi fokus, karena infrastruktur yang baik akan membuat semuanya efektif di segala bidang.

Misal akses ke sekolah, rumah sakit, pasar, dan lain-lain," jelasnya. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cilegon, Ratu Ati Marliati mengatakan, penggunaan APBD 2017 yang dianggarkan ke pembangunan infrastruktur sebanyak 35 persen dari total anggaran sekitar Rp 1,7 triliun.

Terbangunnya JLU dan infrastruktur kota CIlegon pastinya tidak hanya berdampak pada pertumbuhan daerah Cilegon saja. Pembangunan infrastruktur di Cilegon juga akan memperlancar kegiatan ekonomi di daerah sekitar Cilegon yang juga merupakan kawasan industri salah satunya adalah Cikande. Layaknya Cilegon, Cikande pun juga memiliki kawasan industri sendiri yang bernama Kawasan Industri Modern Cikande.

Kawasan ini juga ikut merasakan karena dari jalur tranportasi yang ada truk-truk pengiriman dari Kawasn Industri Modern Cikande bisa melalui Cilegon untuk mencapai Pelabuhan Merak sebagai alternatif pengiriman barang selain Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Saat ini, pembangunan infrastruktur tidak hanya menjadi perhatian pemerintah daerah saja, secara sistematis dan jangka panjang, pembangunan infrastruktur menjadi fokus hampir  di setiap daerah di Indonesia dikarenakan pemerintahan pada periode kepemerintahan Joko Widodo ingin menggerakan roda perekonomian secara cepat lewat pembangunan infrastruktur secara massif.

Kedepannya kita berharap Indonesia menjadi lebih baik karena fokus pemerintah pada infrastruktur.

Fokus Pembangunan Infrastruktur Provinsi Banten





Rencana Presiden Jokowi dalam pembangunan Infrastruktur menjadi agenda penting bagi pemerintah pusat dan daerah. Salah satu provinsi yang memiliki agenda dalam membangun infrastruktur adalah Banten yang saat ini masih dipimpin oleh Rano Karno. Berdasarkan kabar dari AntaraNews.com di tahun 2015, Pemerintah Provinsi Banten memfokuskan pembangunan infrastruktur jalan dalam upaya menunjang konektivitas antar wilayah dan kawasan pertumbuhan di Banten.

"Fokus utama kita infrastruktur jalan. Bukan berarti soal pendidikan dan kesehatan tidak, tapi infrastruktur itu menjadi fokus utama kita," kata Gubernur Banten Rano Karno di Serang. Rano Karno mengatakan langkah pertama yang dilakukan pemerintah Provinsi Banten adalah melakukan kordinasi dan harmonisasi dengan pemerintah pusat dan juga kabupaten/kota. Sehingga pelaksanaan pembangunan di Banten bisa berjalan lancar dan efektif karena sinkron dengan program yang ada di pusat dan kabupaten/kota.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Banten juga sangat siap menyambut kebijakan pemerintah pusat berkaitan dengan prioritas anggaran yang akan dikucurkan ke daerah termasuk sampai ke tingkat desa.

"Kami pemerintah Provinsi Banten sangat siap. Artinya dengan beberapa kali kunjungan presiden ke Banten sejak dilantik, pusat mempercayakan proyek-proyek besar di Banten. Ini harus mendapat dukungan penuh seperti soal infrastruktur," katanya.

Rencana ini  secara umum akan mempengaruhi roda ekonomi dan kecepatan tranportasi di setiap daerah sektor industri dan kawasan industri yang beroperasi di provinsi Banten pasti akan terkena dampaknya. Kawasan Industri seperti Kawasan Industri Modern Cikande akan menjadi lebih cepat bertumbuh dan semakin baiknya jalur transportasi yang ada akan mempermudah kegiatan industri yang berlangsung di kawasan industri tersebut.

Kawasan Industri yang menjadi fokus pemerintah pusat akan menjadi semakin diminati karena semakin mudah diakses untuk kegiatan industri dan semakin kegiatan industri akan berlangsung semakincepat dikarenakan akses yang semakin baik di Banten.

Kamis, 14 April 2016

Industri yang Menjadi Fokus Pemerintah di Tahun 2015 - 2016


Mengacu  pada arah  kebijakan Recana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015  –  2019 maka arah kebijakan dan strategi pembangunan industri nasional dirumuskan menjadi berbagai hal yang dilakukan secara mendetai salah satunya adalah memilih jenis industri yang menjadi prioritas pemerintah. Hal ini menjadi penting pemerintah agar percepatan dan dampak yang diberikan lebih terarah dan memberikan dampak secara menyeluruh.

Berdasarkan (Rencana Strategis ) RENSTRA Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, dengan  memperhatikan  Klasifikasi  Baku  Lapangan  Usaha  Indonesia  (KBLI)  tahun  2009  ditentukan  10  industri  prioritas  yang  akan  dikembangkan  tahun  2015  -  2019.  Kesepuluh  industri  prioritas  tersebut  dikelompokkan  kedalam  6  (enam)  industri  andalan,  1 (satu) industri pendukung, dan 3 (tiga) industri hulu dengan rincian sebagai berikut:
  1. Industri Pangan;
  2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan;
  3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka;
  4. Industri Alat Transportasi;
  5. Industri Elektronika dan Telematika (ICT);
  6. Industri Pembangkit Energi;
  7. Industri Barang Modal, Komponen, dan Bahan Penolong;
  8. Industri Hulu Agro;
  9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam; dan
  10. Industri Kimia Dasar (Hulu dan Antara).
Dari kelompok industri yang ada dirumuskan terdapat beberapa rencana aksi yang melingkupi berbagai sisi mulai dari infrastruktur hingga Sumber Daya Manusia, mulai dari skala daerah hingga skala nasional. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sehingga pembangunan yang ada bisa berjalan secara terarah dan sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah. Salah satu program yang dilakukan pada industri ini adalah memfasilitasi industri terkait dengan berbagai hal selain permodalan tetapi juga hal-hal yang menyangkut peningkatan kualitas SDM seperti mentoring dan hal lainnya seperti pengembangan teknologi industri terkait.

Untuk memperkuat perindustrian yang ada tentu saja perlu dilakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.  Pembangunana prasaran ada sarana industri mencakupi stadardisasi industri, infrastruktur industri (kawasan industri) dan sistem informasi industri. Salah satu contoh pembangunan infrastrutktur industri yang nyata adalah pembangunan pintu tol Cikande yang membuka akses langsung ke arah Kawasan Industri Modern Cikande. Dengan adanya jalan tol ini diharapkan menjadi salah satu faktor yang memberikan kemudahan untuk berbagai pihak yang memiliki kepentingan di Kawasan Industri Modern Cikande.

Rencana Pengembangan Kawasan Industri Indonesia Periode 2015-2019




Berdasarkan data dari Fact & Figures Indonesia Industry pada maert tanggal 6 presiden rebuplik Indonesia mengeluarkan regulas pemerintah terkati dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional yang disingkat menjadi (RIPIN) tahun 2015 – 2035. RIPIN dibuat dengan amanat undang-undang no 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, RIPIN berhubungan dengan terkait dengan Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2015 – 2019, dan menjadi arah bagi stakeholder industry dan pemerintah dalam bidang perencaanan dan pengembangan selama 20 tahun ke depan.
RIPIN terdiri dari beberapa regulasi utama untuk pengembangan industry seperti:
  1. Visi, Misi dan strategi terkati pengembangan industry
  2. Target dan langkah-langkah untuk mencapai pengembangan industri
  3. Bangunan industri nasional
  4. Pengembangan sumber daya industri
  5. Pengembangan fasilitas industri
  6. Pengembangan industrial
  7. Wilayah industri
  8. Menyetujui peraturan terkait dengan industri skala kecil dan menengah
RIPIN menjadi acuan dari pemerintahan pusat untuk melakukan dan membuat peraturan yang terkait dengan sektor industri. Disamping itu, RIPIN juga digunakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk pengembangan diskala provinsi, daerah dan kota. Penyusunan RIPIN 2015 – 2035, Kementrian Peridnustrian telah melibatkan berbagai lembaga terkait, KADIN, pelaku industry dan beberapa pakar dari perguruan tinggi.
Pemerintah sangat berharap dengan adanya poin-poin yang terkandung dalam RIPIN dapat memberikan perubahan yang terarah dan progresif untuk mencapai perekonomian dan kondisi industri Indonesia untuk mencapai Indonesia yang lebih baik. Hal-hal yang akan diberi dampak secara langsung dari eksekusi peraturan RIPIN adalah peningkatan nilai tambah, lapangan kerja dan memperkuat daya saing nasional.
Di tahun 2014, dijelaskan sekjen Kemenperin Ashari Bukhari bahwa implikasi dari RIPIN menghasilkan 5 strategi diantaranya adalah:
  1. Mengembangkan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam (SDA),
  2. Mengendalikan ekspor bahan mentah dan sumber energi,
  3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri,
  4. Mengembangkan wilayah pusat pertumbuhan industri, kawasan industri, dan sentra industri kecil dan menengah (IKM),
  5. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan, dan pemberian fasilitas.
Perhatian pemerintah dalam membangun kawasan industri terlihat dari strategiyang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Kawasan Industri seperti Kawasan Industri Modern Cikande akan dipermudah dengan pembangunan pintu toll Cikande yang tentu saja akan memberikan kemudahan bagi pelaku bisnis di kawasan industri tersebut untuk melakukan kegiatan bisnis. Kedepannya pemerintah akan terus melakukan perbaikan dan evaluasi yang terkait dengan pengembangan industri sehingga tujuan-tujuan yang diinginkan oleh pemerintah bisa tercapai.

Rabu, 13 April 2016

Perumahan Strategis Lahan Hijau Modern Cikande Nyaman dan Asri




Pertumbuhan penduduk yang dari tahun ketahun semakin bertambah menjadikan semakin tinggi pula kebutuhan akan ruang baik ruang untuk tempat tinggal maupun untuk beraktifitas lainya, dari tingkat kebutuhan Lokasi yang strategis dan memiliki Nuansa Nyaman dan Asri sudah pasti dicari oleh banyak masyarakat.

Kawasan Industri  Modern Cikande berlokasi strategis di Cikande, Serang, Jawa Barat; sekitar 68 km dari Jakarta, 75 km dari Pelabuhan Tanjung Priok dan 50 km dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

MCIE dapat diakses melalui tol Jakarta-Merak kemudian keluar melalui pintu tol Ciujung. Pelabuhan  Bojonegara yang berjarak dekat dengan kawasan dan akan menjadi sentra pengangkutan barang untuk keperluan ekspor-impor terbesar di Indonesia sedang dalam proses perencanaan. Lokasi kawasan industri ModernCikande
Perumahan Asri dan nyaman di daerah cikande ini sudah mulai dipadati penduduk, selain itu daerah cikande ini sudah menjadi kawasan bagi para investor.

Modern Cikande dengan pelayanannya yang lengkap, memiliki area seluas 3.175 hektar, yang dilengkapi dengan infrastruktur berkualitas dan fasilitas-fasilitas pendukung serta pengaturan kawasan yang terencana dengan sangat baik, selain itu modern cikande di padati juga oleh para pebisnis pebisnis local maupun luar negeri untuk mengembangkan Industri di Modern Cikande dam  MCIE pun dihuni oleh lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun asing. MCIE merupakan hunian bagi berbagai jenis industri meliputi industri kimia, pengolahan makanan, komponen otomotif, komponen sepatu dan masih banyak lagi. Lebih lanjut penghuni kawasan industri ModernCikande.

Selain menyediakan infrastruktur yang tertata dengan baik, kawasan lahan industri ModernCikande juga menyediakan pelayanan terpadu satu pintu untuk membantu para investor dalam proses pendirian bisnisnya di Indonesia. Pelayanan ini meliputi proses pengajuan perijinan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM).

Kualitas infrastruktur yang dikolaborasikan dengan fasilitas pendukung terbaik serta area terbuka hijau yang luas dan pengaturan kawasan yang terencana merupakan tujuan MCIE untuk menjadikannya sebagai salah satu kawasan industri terbaik di bagian Jakarta barat.


Hotel Swiss Belinn Modern Cikande Akan Dibangun Dengan Taraf Internasional



Peresmian pertama peletakan batu guna pembangunan hotel Swiss-Berlinn Modern Cikande yang terletak di dalam kawasan industry, Cikande (banten).
Presiden direktur PT.Modern Land Realty Tbk. William Honoris Mengatakan pengoperasian hotel bintang tiga yang bertaraf Internasional untuk menunjang Akomodasi para tamu perusahaan penghuni kawasan industry Modern Cikande.

Dengan adanya Hotel Swiss-Belinn Modern Cikande guna fasilitas lengkap serta Penunjangan Akomodasi para tamu Tenant dapat menjadi daya tarik perkembangan Industri Modern Cikande.
Hotel Swiss-Berlinn Direncakan akan memiliki ketinggian 10 Lantai dengan 165 Kamar serta dilengkapi dengan Ballroom berkapasitas sekitar 1.000 orang.

Dan William pun menambahkan nilai investasi pembangunan hotel Mencapai RP125 Miliar dengan akses lokasinya yang strategis, terletak diantara balaraja dan serang dibagian barat Jakarta dengan akses Tol langsung dari Tol Jakarta-tanggerang Exit Ciujung kragilan Km. 60 Exit Cikande  di Km 52+150 yang rencananya akan beroperasi pertengahan 2016 ini.

HpHotel Bisnis yang dikeloal secara Professional ini akan memiliki Fasilitas 165 Kamar dengan Tipe 4 kamar,yaitu : Deluxe,Grand Deluxe, 1 Bedroom,Apartment, dan Modern Suite Room, dan akan direncakanan Beoperasi pada Akhir 2017.
Hotel Swiss-belin Modern Cikande dengan Fasilitas Berinfrastruktur yang terintergrasi pada Akomodasi yang Nyaman dan Menyenangkan bagi para pengunjung dan tenant yang dating di Hotel Swiss-belinn.

Dan saat ini Modern Cikande merupakan kawasan Industri terbesar Di Jakarta barat yang berlokasi strategis di Cikande, selain itu akses terdekat dengan pelabuhan besar yakni Ciwan,Cigading dan Merak Mas.

Dengan pengalaman yang cukup banyak dalam membangun dan melakukan development terhadap beberapa proyek. PT Moderland Realty merupakan partner yang tepat dalam berinvestasi, Hingga saat ini sebagai pengembang PT Modernland Realty tetap melakukan yang terbaik dalam pengelolaan  kawasannya sehingga para tenant atau penghuni tetap nyaman dan memberikan kepercayaannya.

Senin, 04 April 2016

Investasi Taiwan di Indonesia Tahun 2016



Seperti yang dilansir oleh bisnis.com Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di tahun 2016 mengidentifikasi minat investasi dari Taiwan senilai 3 miliar dolar AS (setara Rp41,7 triliun, kurs Rp13.900) untuk sektor industri petrokimia, baja, dan perkapalan. Minat tersebut muncul dalam gelaran Investor Forum Taiwan di Kantor BKPM, 1 Maret 2016, yang dihadiri 177 investor dari berbagai sektor dan bidang usaha baik yang eksisting maupun yang masih penjajakan.

Pada tanggal 28 Maret 2016 lalu disebutkan oleh liputan6.com bahwa Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi minat investasi sebesar US$ 10 juta atau senilai Rp 125 miliar (estimasi kurs 12.500 per dolar AS) dari perusahaan asal Taiwan yang memproduksi bahan baku komponen otomotif, yaitu bar dan wire dari logam. Perusahaan berencana untuk membangun pabrik di wilayah Cikarang, Jawa Barat.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan minat investasi tersebut tidak lepas dari berkembangnya industri otomotif di Tanah Air yang memberikan peluang besar bagi industri komponen otomotif. Bar dan wire merupakan bahan baku yang selanjutnya dapat diolah menjadi produk jadi, misalnya komponen otomotif seperti mur dan baut, per, dan ball joint. Selain itu, juga bisa diolah menjadi komponen sepeda dan sepeda motor, seperti jari roda, baut, dan keranjang.

Dari data BKPM, sepanjang tahun 2015 realisasi investasi dari Taiwan terdapat sebesar US$ 107,95 juta, terdiri atas 275 proyek dan masuk dalam peringkat ke-15 dari seluruh negara yang menanamkan modal di Indonesia.    Sementara dari data Financial Times pada Februari 2016, total Outward Investment Taiwan ke Indonesia berada di posisi ketujuh dengan total investasi sebesar US$ 1,5 miliar.

BKPM akan terus memfasilitasi masuknya investasi dari Taiwan untuk pencapaian realisasi investasi tahun 2016 sebesar Rp 594,8 triliun, khususnya sumbangan dari penanaman modal asing yang dipatok sebesar Rp 386 triliun atau 65 persen dari total realisasi investasi yang ditargetkan masuk.

Kawasan Industri pun tidak luput dari investasi perusahaan-perusahaan Taiwan. Terdapat sebuah perusahaan IT ternama asal Taiwan bernama FOXCONN pada tahun 2013 berinvestasi di Kawasan Industri Modern Cikande. Di Kawasan Industri Modern Cikande terdapat 12 perusahaan asal Taiwan yang menempati 33 ha. Kedepannya pertumbuhan investasi di Indonesia akan terus membaik dikarenakan pemerintah secara pro aktif melakukan berbagai langkah strategis via BKPM.

Minggu, 03 April 2016

Potensi Industri Banten Sebagai Kawasan Investasi di Indonesia


kawasan_industri_km


Di tahun 2016 ini, secaraa umum pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Indonesia berfokus pada beberapa hal penting yang diantaranya adalah pembangunan industri. Pada Rabu, 20 Januari lalu, Presiden Jokowi membentuk KEIN (Komite Ekonomi dan Industri Nasional) yang memiliki fungsi sebagai komite yang membuat peta arah perekonomian dan industri Indonesia secara jangka pendek, menegah dan panjang. Presiden Jokowi pun menitik beratkan bahwa rencana pembangunan perekonomian akan dilakukan via indutrialisasi. Seperti yang dilansir oleh tim Komunikasi Presiden, lewat presidenri.go.id sempat berkata bahwa “Targetnya memang industrialisasi, hilirisasi ekspor barang setengah jadi atau barang jadi sehingga ada nilai tambah,”.

Beberapa pengaplikasian dari rencana presiden untuk pembangunan industri selain terbentuknya KEIN juga  Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 yang mengarah pada menarik investasi industri dengan menyediakan tempat industri tersebut dibangun. Artinya, pemerintah akan menyediakan tempat yang sudah menyediakan sarana dan prasana yang dibutuhkan. Jika hal ini sudah dicapai, barulah pemerintah menyusun kebijakan yang menyangkut arah penumbuhan populasi, serta arah peningkatan produktivitas.

Senada dengan Presiden Jokowi, diberitakan pula oleh Kemenperin (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia) bahwa fokus pembangunan kawasan industri diarahkan pada Indonesia bagian Timur. Kemenperin menargetkan 36 kawasan industri baru dibangun hingga 2035. Lokasinya berada di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Dari jumlah itu, sebanyak 32 kawasan telah memiliki dokumen perencanaan.

Hasil dari tindak lanjut pembangunan kawasan industri di Indonesia. Di bulan Mei tahun 2015, Presiden Jokowi menetapkan 13 Kawasan Industri (KI) yang mencakup Bintuni – Papua Barat; Buli – Halmahera Timur – Maluku Utara; Bitung – Sulawesi Utara; Palu – Sulawesi Tengah; Morowali – Sulawesi Tengah; Konawe – Sulawesi Tenggara; Bantaeng – Sulawesi Selatan; Batulicin – Kalimantan Selatan; Ketapang – Kalimantan Barat; Landak – Kalimantan Barat; Kuala Tanjung, Sumatera Utara; Sei Mangke – Sumatera Utara; dan Tanggamus – Lampung.

Ditetapkan kawasan 13 Kawasan Industri baru ini, meyakinkan kita bahwa kedepannya dunia perindustrian Indonesia akan semakin berkembang dan memiliki arah. List panjang kawasan industri yang ada di Indonesia akan semakin bertambah dan merata hingga penjuru timur Indonesia. Kawasan industri seperti Kawasan Indusri Modern Cikande yang sudah memiliki fasilitas pendukung investasi yang lengkap akan terhubung dengan kawasan-kawasan industri yang baru, sehingga kegiatan industri Indonesia menjadi satu mata rantai yang terus tersambung dari barat hingga timur Indonesia dan menggerakan roda perekonomian hingga titik maksimal.

Investasi Korea Selatan di Indonesia


Dirilis oleh situs resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia kbriseoul.kr, Korea Selatan merupakan mitra penting bagi Indonesia. Hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara meningkat tajam dalam dekade terakhir ini terutama sejak kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan penandatanganan the Joint Declaration on Strategic Partnership oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Roh Moo Hyun pada tanggal 4 Desember 2006 di Jakarta. Joint Declaration mencakup 3 (tiga) pilar kerjasama, yaitu: 1) kerjasama politik dan keamanan, 2) kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi; dan 3) kerjasama sosial budaya.

Setelah masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir hubungan kerja sama bilateral diantara Republic of Korea (Korea Selatan) dengan Republik Indonesia tetap berlangsung. Salah satu bentuk kerja sama pemerintahan Presiden Republik Indonesia Jokowi dengan kunjungan Presiden ke Busan dalam rangka Commemorative Summit ASEAN-ROK ke-25 pada 10-12 Desember 2014 dimana didalamnya dibahas hal-hal yang menyakut hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan  Republik Indonesia dari berbagai aspek mulai dari ekonomi hingga politik antar kedua negara.

Kerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia dengan Korea Selatan berlangsung sejak tahun 2006 dimulai dari ditandatanganinya the Joint Declaration on Strategic Partnership tanggal 4 – 5 Desember 2006. Dengan adanya hubungan baik yang terbina selama bertahun-tahun, hingga saat ini, masyarakat Korea Selatan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Data menunjukkan bahwa nilai realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia terus meningkat pada tahun 2013. Pada tahun tersebut, nilai investasi dari Korsel mencapai USD 2,2 miliar. Nilai tersebut telah melebihi nilai investasi Korsel pada tahun 2012 dan menempatkan Korsel sebagai investor terbesar ke-4 setelah Jepang, Singapura dan Amerika Serikat.

Saat ini pada tahun 2016, sebanyak 25 perusahaan asal Korea Selatan menjajaki peluang untuk memanfaatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui perwakilannya di Korea Selatan memfasilitasi investor asal Korea Selatan untuk bertemu dengan pengelola salah satu kawasan industri yang termasuk dalam 14 kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah.

Beberapa kawasan industri termasuk Kawasan Industri Modern Cikande pun telah lama memiliki investor dan tenant  yang berasal dari Korea Selatan. Jumlah perusahaan Korea Selatan yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande mencapai 19 perusahaan dan menggunakan 20ha lahan.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia.  Dari data BKPM realisasi investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.

Sedangkan dari sisi komitmen investasi pada tahun 2015, tercatat kenaikan komitmen sebesar 86 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$4,8 miliar. Korsel menduduki peringkat kelima dari daftar asal negara komitmen investasi setelah Tiongkok, Singapura, Malaysia dan Jepang.

Prediksi Pertumbuhan Industri Pengolahan Makanan di Indonesia




Berdasarkan berita dari Liputan6.com, Kemenperin terus mendorong pengembangan industri makanan dan minuman nasional. Lantaran, industri ini dinilai akan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mencapai 8,16 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri non-migas sebesar 5,21 persen pada kuartal I 2015. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71 persen.

"Sektor industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 29,95 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sedangkan industri non-migas berkontribusi sebesar 86,4 persen terhadap industri pengolahan atau sebesar 18,27 persen terhadap PDB Nasional," ujar Saleh seperti dikutip dari keterangan diterbitkan di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Selain itu, kontribusi besar industri makanan dan minuman nasional terlihat dari sumbangan nilai ekspor yang terus naik mencapai US$ 456,6 juta pada Januari 2015, dibandingkan nilai ekspor pada Januari 2014 sebesar US$ 411,5 juta.  Selanjutnya, perkembangan realisasi investasi sektor industri mamin kuartal I 2015 sebesar Rp 6.167 miliar untuk PMDN dan PMA sebesar US$ 533,8 juta.

Tercapainya target dari industri pengolahan makanan pada 2015 memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan industri di Indonesia. Kembali terlihat dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperlihatkan pengajuan izin prinsip di sektor makanan sejak awal tahun ini hingga kemarin mencapai Rp 184,92 triliun. Jumlah ini setara 32,31 persen dari total keseluruhan rencana investasi di sektor manufaktur sebesar Rp 572,29 triliun. (Baca: Kuartal III 2015, Produksi Industri Padat Karya Menurun).

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, rencana penanaman modal tersebut melonjak lebih dari tiga kali lipat. Rencana investasi ini terdiri dari penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 21,19 triliun dan penanaman modal asing sebesar Rp 163,73 Triliun. “Menunjukkan sektor ini masih menjadi penggerak pertumbuhan sektor manufaktur dalam beberapa tahun mendatang,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran resminya, Rabu, 30/12/2015.

Industri pengolahan akan terus berkembang dan tumbuh di Indonesia prediksi ini secara diyakini oleh berbagai pihak. Data di salah satu kawasan industri (Kawasan Industri Modern Cikande) menunjukan bahwa Industri pengolahan makanan mendominasi lahan, dengan luas lahan secara keseluruhan mencapai 282 ha yang tadinya hanya 182 ha. Pertumbuhan jumlah pun bertambah dari tahun sebelumnya yang hanya 15 tenant menjadi 20 tenant yang bergerak di Industri pengolahan makanan. Secara garis besar Industri pengolahan makanan akan terus berkembang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.