Minggu, 03 April 2016

Investasi Korea Selatan di Indonesia


Dirilis oleh situs resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia kbriseoul.kr, Korea Selatan merupakan mitra penting bagi Indonesia. Hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara meningkat tajam dalam dekade terakhir ini terutama sejak kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan penandatanganan the Joint Declaration on Strategic Partnership oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Roh Moo Hyun pada tanggal 4 Desember 2006 di Jakarta. Joint Declaration mencakup 3 (tiga) pilar kerjasama, yaitu: 1) kerjasama politik dan keamanan, 2) kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi; dan 3) kerjasama sosial budaya.

Setelah masa presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir hubungan kerja sama bilateral diantara Republic of Korea (Korea Selatan) dengan Republik Indonesia tetap berlangsung. Salah satu bentuk kerja sama pemerintahan Presiden Republik Indonesia Jokowi dengan kunjungan Presiden ke Busan dalam rangka Commemorative Summit ASEAN-ROK ke-25 pada 10-12 Desember 2014 dimana didalamnya dibahas hal-hal yang menyakut hubungan bilateral antara Korea Selatan dengan  Republik Indonesia dari berbagai aspek mulai dari ekonomi hingga politik antar kedua negara.

Kerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia dengan Korea Selatan berlangsung sejak tahun 2006 dimulai dari ditandatanganinya the Joint Declaration on Strategic Partnership tanggal 4 – 5 Desember 2006. Dengan adanya hubungan baik yang terbina selama bertahun-tahun, hingga saat ini, masyarakat Korea Selatan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Data menunjukkan bahwa nilai realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia terus meningkat pada tahun 2013. Pada tahun tersebut, nilai investasi dari Korsel mencapai USD 2,2 miliar. Nilai tersebut telah melebihi nilai investasi Korsel pada tahun 2012 dan menempatkan Korsel sebagai investor terbesar ke-4 setelah Jepang, Singapura dan Amerika Serikat.

Saat ini pada tahun 2016, sebanyak 25 perusahaan asal Korea Selatan menjajaki peluang untuk memanfaatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) di Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melalui perwakilannya di Korea Selatan memfasilitasi investor asal Korea Selatan untuk bertemu dengan pengelola salah satu kawasan industri yang termasuk dalam 14 kawasan industri yang ditetapkan oleh pemerintah.

Beberapa kawasan industri termasuk Kawasan Industri Modern Cikande pun telah lama memiliki investor dan tenant  yang berasal dari Korea Selatan. Jumlah perusahaan Korea Selatan yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande mencapai 19 perusahaan dan menggunakan 20ha lahan.

Investor Korea Selatan termasuk yang aktif melakukan penanaman modal di Indonesia.  Dari data BKPM realisasi investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.

Sedangkan dari sisi komitmen investasi pada tahun 2015, tercatat kenaikan komitmen sebesar 86 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$4,8 miliar. Korsel menduduki peringkat kelima dari daftar asal negara komitmen investasi setelah Tiongkok, Singapura, Malaysia dan Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar