Perkembangan kawasan industri Cikande, Serang, Banten, tahun
ini sangat melesat tinggi dipadati oleh pengusaha besar guna lokasi yang
strategis,
Perseroan akan membangun hotel dan pabrik sewa di kawasan
Cikande dengan target operasional yang tinggi,
Cuncun M Wijaya, Investor Relation Manager PT Modernland
Realty, mengatakan perseroan melakukan pengembangan kawasan industri di
Cikande, sebab perseroan menargetkan untuk menaikkan kontribusi pendapatan
berulang (recurring income) dari 5% menjadi 10% di tahun ini.
"Tahun ini perseroan akan membangun pabrik sewa dan hotel dengan kelas di atas budjet hotel di kawasan industri Cikande. Dana pembangunan dari kas internal, sementara dana akuisisi lahan dari penerbitan obligasi yang Rp 400 miliar," kata Cuncun, usai rapat umum pemegang saham dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan.
Perseroan menargetkan penjualan 100 hektare lahan industri
setiap tahun, perseroan mencatat penjualan lahan industri 15 hektare.
Dengan demikian, perseroan mengestimasi dapat menjual 50
hektare di semester I. Sementara total land bank perseroan di Cikande sebesar
420 hektare, dari lahan terlisensi 2.050 hektare.
Harga jual lahannya Rp 1,2 juta per meter persegi pada tahun
lalu, Kawasan industri Cikande saat ini mempunyai 176 penyewa (tenant), 78
penyewa lokal.
Beberapa penyewa besar kawasan ini adalah Cargill, Charoen
Phokpand, Malindo Feedmill, dan supply chain Krakatau Steel.
Pada tahun ini, terdapat perluasan lahan dari tenant
existing. Serta beberapa tenant baru seperti perusahaan billing material dan
alumunium.
Foxconn disebutkan tertarik dengan Cikande sebab dekat dengan international airport dibanding dengan pelabuhan. Selain itu, sarana infrastruktur di Cikande juga memadai.
Menurut Cuncun, lahan di Cikande tetap prospektif baik Foxconn jadi membeli lahan maupun tidak. Perseroan mengklaim mendapat margin kawasan industri hingga 65%. "Kawasan industri tetap prospektif sebab margin bagus, properti sedang bagus ditunjang foreign direct investment, suku bunga dan inflasi yang mendukung." kawasan industri di Delta Mas, Cikarang, Bekasi.
Foxconn disebutkan tertarik dengan Cikande sebab dekat dengan international airport dibanding dengan pelabuhan. Selain itu, sarana infrastruktur di Cikande juga memadai.
Menurut Cuncun, lahan di Cikande tetap prospektif baik Foxconn jadi membeli lahan maupun tidak. Perseroan mengklaim mendapat margin kawasan industri hingga 65%. "Kawasan industri tetap prospektif sebab margin bagus, properti sedang bagus ditunjang foreign direct investment, suku bunga dan inflasi yang mendukung." kawasan industri di Delta Mas, Cikarang, Bekasi.
Zona kerja sama ekonomi dan perdagangan China-Indonesia di Cikarang, Bekasi, tersebut seluas 500 hektare. Dari luas itu, seldtar 120 hektare yang akan dibangun sebagai kawasan industri.
Perusahaan riset properti Colliers International Indonesia memperkirakan penjualan lahan kawasan industri pada kuartal II tahun ini sebesar 26% atau sama dengan kuartal sebelumnya, dengan jumlah pasokan sekitar 200 hektare. Artinya, lahan industri yang benar-benar terjual hanya 26%, sedangkan sisanya, 74%, bersifat pre-committed sale, yakni lahan terjual tanpa dukungan infrastruktur kawasan.
Berdasarkan data Colliers Indonesia, pada periode Januari-Maret 2013 penjualan lahan kawasan industri terpusat di Karawang, Bekasi, Serang, Jakarta, Tangerang, dan Bogor. Penjualan mayoritas berasal dari pengembang Karawang Jabar' Industrial Estate sebanyak 145 hektare. Kemudian, Greenland International Industrial Center 30 hektare, Suryacipta 25 hektare, Delta Silicon 16 hektare, Karakatau Industrial Estate Cilegon 8 hektare, Jababeka 7 hektare, Modern Cikande 7 hektare, dan Millenium 5 hektare. Pada penutupan perdagangan Senin, harga saham Modernland turun 0,88% menjadi Rp 1.120.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar